ARTIKEL

Mempertanyakan Minat Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah
Oleh Ki R.S Budiman, B.A.

Tidak bisa lari dari kenyataan, sekarang ini minat siswa-siswi belajar bahasa dan sastra Indonesia sangat rendah.
Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan perwujudan budaya nasional tampaknya sudah tidak digemari para generasi muda. Sebagai alat penyampai informasi dan translator ilmu pengetahuan, bahasa Indonesia seyogianya diminati para generasi bangsa. Hal ini didasarkan kebutuhan manusia akan informasi dan ilmu pengetahuan.
Kurangnya minat ini sangat berhubungan erat dengan pemahaman terhadap kegunaan belajar bahasa Indonesia itu sendiri. Tentunya jika seseorang (peserta didik) tidak mengetahui apa gunanya dia belajar, maka dampaknya akan berssifat negatif yakni sikap krisis terhadap pelajaran itu.
Anda mungkin mengalamai seperti ini. Jika ditanya kepada siswa, apa tujuan belajar bahasa Indonesia, pada umumnya mereka mengatakan, “Karena kita orang jadi harus mengetahui bahasa indonesia”. Jawaban itu cukup bagus. Mengandung nilai nasionalisme. Ternyata aplikasinya tidak seperti kata-kata tersebut yang cinta bahasa Indonesia. Sebaliknya kejenuhanlah yang tampak ketika mereka belajar. Artinya pemahaman guna belajar bahasa indonesia itu belum diterapkan secara maksimal.
Dalam bahasa Indonesia, terdapat kompetensi yang harus dicapai. Hakikat dari aspek kompetensi itulah yag menjadi kegunaan belajar bahasa Indonesia. Pertama, mendengarkan, yakni sebuah aktivitas yang menerima informasi sebelum kita melakukan tindakan. Dalam hal ini, bagaimana cara yang efektif menerima informasi sehingga tidak terjadi tumpang tindih maupun kesalahpahaman. Kedua, membaca, yakni aktivitas inti dalam memperdalam ilmu pengetahuan. Bagaima cara membaca efektif, bagaimana teknik-teknik membaca atau bagaimana buku sebagai jendela dunia dapat bermanfaat bagi kehidupan kita. Kita tentunya sadar bahwa membaca adala segalanya dalam mengembangkan sumber daya manusia. Ketiga, menulis, yakni kemampuan untuk memberikan ide, pendapat maupun pengetahuan kepada orang lain. Berbagai ilmu pengetahuan dan mendokumentasikan pemikiran. Adalah sebuah hal yang mulia dapat memecahkan permasalah dengan menuliskan konsep secara jelas. Hal inilah yang perlu dibiasakan para siswa-siswi sekarang ini. Andai saja para ahli tidak menuliskan apa yang mereka ketahui maka dunia ini tidak yang kita nikmati sekarang ini. Andai Tomas Alfa Edison tidak menuliskan/membuat konsep tentang lampu, maka hari ini kita kegelapan. Keempat, berbicara, yakni bagaimana kita menyampaikan informasi secara jelas dan sesuai tujuan kepada orang lain dengan berbicara. Kemampuan komunikasi ini sangat penting dalam penyampaian informasi secara efektif; Serta yang terakhir adalah bersastra, yakni berkreatifitas. Siswa berkreasi semau dan semampunya tanpa adanya belenggu dari guru. Siswa bisa menciptakan apa saja tentunya tidak menyimpang dari hal-hal yang positif. Artinya siswa tidak hanya mengerjakan apa yang ditugaskan, sebaliknya mampu berkreasi dan menciptakan hal-hal baru.
Inilah sekelumit fungsi pengajaran yang sangat berarti. Jika kegunaan ini disadari, maka akan tercipta pembelajaran yang aktif, efektif dan menyenangkan. Tulisan ini masih hanya menyinggung sedikit esensi dari kompetensi yang ada. Masih banyak lagi kegunaan secara aplikatif dalam belajar bahasa Indonesia. Tentunya belajar sesuai Standar kompetensi yang ada. Semoga bermanfaat.
(Penulis adalah Pamong Bahasa dan Sastra Indonesia Taman Madya SMA Tamansiswa Tebing Tinggi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar